Jumat, 12 Maret 2010

ASUHAN KEPERAWATAN MATA PADA KLIEN
DENGAN KALAZION



Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah Mata
Semester 2 Tahun 2010








Oleh :

Edy Rudianto NIM : 09 1101 2022
Luluk Hasanah NIM : 09 1101 2023




PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2010

ASUHAN KEPERAWATAN MATA
PADA KLIEN DENGAN KALAZION


Analisa Data


Tgl
/ Jam Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan Penyebab
Ds :
1 Klien mengatakan kelopak matanya besar / bengkak
2 Klien mengeluh nyeri (kadang)
3 Adanya rasa mengganjal pada kelopak mata
4 Klien merasa silau ketika kena cahaya
Do :
1 Adanya nyeri tekan
2 Tidak ada tanda radang akut seperti pada Hordeolum
3 Pada perabaan terasa keras
4 Adanya bengkak pada kelenjar meibom
5 Kelopak tampak sebagian menutupi bola mata
6 Pada kelopak mata yang bengkak sering mengeluarkan air mata




Gangguan Rasa Nyaman
Pembengkakan Pada Kelenjar Meibom
Ds :
5 Klien merasa malu dengan pembengkakan di kelopak matanya
6 Klien mengatakan kelopak matanya besar / bengkak
Do :
7 Adanya pembengkakan pada kelenjar meibom
8 Klien tampak menutupi Kelopak matanya (kelenjar meibom) yang bengkak
9 Tampak kelopak mata (kelenjar meibom yang bengkak)

Gangguan Konsep Diri
Pembengkakan Kelenjar Meibom
Ds :
7 Klien mengatakan kelopak matanya besar / bengkak
8 Klien mengeluh nyeri (kadang)
9 Adanya rasa mengganjal pada kelopak mata
Do :
10 Adanya pembengkakan pada kelenjar meibom
11 Pembengkakan mengganggu Lapang penglihatan
Risiko Gangguan Penglihatan
Penekanan Kalazion terhadap Kornea




Diagnosa Keperawatan


Tgl / Jam Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan pembengkakan pada kelenjar meibom ditandai rasa mengganjal, Kelelahan pada mata, sensitif terhadap cahaya dan epifora
Gangguan konsep diri (Citra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk organ penglihatan yang mengganggu penampilan
Risiko gangguan penglihatanyang berhubungan dengan penekanan Kalazion terhadap kornea / bola mata yang menyebabkan ganguan refraksi (astigmatisme)


























PerencanaPerencanaan

TGL / Jam Masalah Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan pembengkakan pada kelenjar meibom ditandai rasa mengganjal, Kelelahan pada mata, sensitif terhadap cahaya dan epifora ditandai dengan :
Ds :
10 Klien mengatakan kelopak matanya besar / bengkak
11 Klien mengeluh nyeri (kadang)
12 Adanya rasa mengganjal pada kelopak mata
13 Klien merasa silau ketika kena cahaya
Do :
12 Adanya nyeri tekan
13 Tidak ada tanda radang akut seperti pada Hordeolum
14 Pada perabaan terasa keras
15 Adanya bengkak pada kelenjar meibom
16 Kelopak tampak sebagian menutupi bola mata
17 Pada kelopak mata yang bengkak sering mengeluarkan air mata
Tujuan :
Klien bisa beradaptasi dengan keadaannya

KH :
- Klien tampak rileks
- Tidak melaporkan keluhan-keluhan ketidaknyamanan seperti adanya rasa mengganjal di kelopak mata. 1. Kaji hal-hal / posisi yang membuat / mengganggu kenyamanan.



2. Memberikan kompres hangat sekitar 5 menit pada kelopak mata yang mengalami pembengkakan.



3. Anjurkan klien untuk membatasi aktifitas yang / hal yang membuat / menambah rasa nyaman terganggu.



4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Antibiotik dan analgesik yang sesuai. 1. Posisi yang tidak nyaman dapat memperparah keadaan umum klien sehingga posisi ini seharusnya sedapat mungkin haruus dihindari.

2. Kompres hangat dapat menurunkan pembengkakan dan menimbulkan rasa nyaman pada area yang dikompres ( vasodilatasi)


3. tidak semua aktivitas bisa diterima dalam hal orang merasa tidak nyaman, tidak jarang orang jauh merasa tidak nyaman dalam posisi-posisi tertentu

4. Pemberian antibiotik sebagai profilaksis terhadap Kalazion dan Pemberian antipiretik dapat mengurangi rasa tidak nyaman yang terjadi.
Gangguan konsep diri (Citra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk organ penglihatan yang mengganggu penampilan ditandai dengan :
Ds :
14 Klien merasa malu dengan pembengkakan di kelopak matanya
15 Klien mengatakan kelopak matanya besar / bengkak
Do :
18 Adanya pembengkakan pada kelenjar meibom
19 Klien tampak menutupi Kelopak matanya (kelenjar meibom) yang bengkak
20 Tampak kelopak mata (kelenjar meibom yang bengkak)





Tujuan :
Klien dapat menerima keadaan dirinya.

KH:
Klien mengatakan sudah tidak malu dengan keadaannya.
- Pembesaran kelenjar meibom

1. Dorong pengungkapan perasaan klien




2. Amati komunikasi non verbal



3. Diskusikan pandangan klien terhadap citra diri



4. Kenali langkah-langkah adaptasi klien untuk menentukan situasi saat ini
1. Pengungkapan perasan terhadap apa yang diterima dirinya dapat mengurangi beban yang mengganggu sehingga klien dapat menerima perubahan yang terjadi.

2. Bahasa non verbal adalah bahasa yang penting yang menunjukkan keadaan pada orang / klien.

3. Diskusi terhadap apa yang terjadi pada diri klien terutama terhadap citra dirinya sekarang membuat diri klien bisa menerima keadaannya.

4. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang membuat orang tersebut harus bisa beradaptasi dengan perubahannya, sehingga perlu dikenali adaptasi yang positif mengenai perubahan tersebut.

Risiko gangguan penglihatan yang berhubungan dengan penekanan Kalazion terhadap kornea / bola mata yang menyebabkan ganguan refraksi (astigmatisme) ditandai dengan :
Ds :
16 Klien mengatakan kelopak matanya besar / bengkak
17 Klien mengeluh nyeri (kadang)
18 Adanya rasa mengganjal pada kelopak mata
Do :
21 Adanya pembengkakan pada kelenjar meibom
22 Pembengkakan mengganggu Lapang penglihatan Tujuan :
Gangguanm penglihatan tidak terjadi.

KH :
-1 Tidak terjadi pembengkakan
-2 Tidak terjadi kelainan refraksi
-3 Tidak terjadi penekanan pada bola mata 1. Kaji pembengkakan yang terjadi, area pembengkakan, luas dan besar pembengkakan.

2. Anjurkan klien untuk pengungkapan semua hal-hal yang dirasakan terutama dengan penglihatannya



3. Bantu klien untuk memilih posisi yang memungkinkan klien penglihatannya tidak terganggu



4. Kolaborasi untuk melakukan kuretase / insisi
1. Area, Luas dan besar pembengkakan dapat menentukan adanya gangguan penglihatan yang serius.
2. Penglihatan orang lain adalah hal yang tidak bisa kita rasakan sehingga pengungkapan perasaan terhadap keadaannya dapat membantu perawat dalam mengenal apa yang dirasakan pasien
3. Pembengkakan yang semakin besar dan penekanan terhadap bola mata mengakibatkan penglihatan terganggu sehingga perlu mendapat bantuan untuk memilih posisi yang tepat
4. Tindakan Insisi / Kuretase adalah tindakan yang tepat untuk mengatasi pembersaran kelenjar meibom yang besar yang mengganggu penglihatan








Lampiran Materi Kalazion :

Definisi
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut..
Awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum-dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut.
(Cientha, 2007, ¶ 1, http://ichanx.blogdrive.com. Diperoleh tanggal 07-03-2010)






Gambar Kalazion

Etiologi
Kalazion tumbuh di dalam kelenjar Meibom pada kelopak mata.
Hal ini terjadi akibat penyumbatan pada saluran kelenjar Meibom.
Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata. ( Aninomous, 2006, ¶ 1, http://medicastore..com. Diperoleh tanggal 07-03-2010)

Patofisiologi
( Di lampiran terakhir )

Gejala Klinis
Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior. Penebalan dari saluran kelenjar Meibom juga dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak.
Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit (seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne rosasea berupa kemerahan pada wajah (facial erythema), teleangiektasis dan spider nevi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra ( Medzone, 2008, ¶ 8, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).

Diagnosa Banding

1 Karsinoma sel basal pada palpe
2 Blefaritis
3 Selulitis pada orbita
4 Konjungtivitis bakterialis
5 Komplikasi akibat lensa kontak
6 Dermatitis atopik
Dermatitits kontak
7 Kista dermoid pada orbita 8 Herpes Simplek
9 Hordeolum
10 Herpes Zoster
11 Tumor Orbita
12 Gigitan Serangga
13 Karsinoma Kelenjar Sebasea
14 Obstruksi Duktus lakrimalis
15 dll
( Medzone, 2008, ¶ 9, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).

Penatalaksanaan
Perawatan Medis
Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. Pengobatan secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat, dan steroid topikal ringan biasanya dapat berhasil dengan baik. Pada sebagian besar kasus, pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan selama berminggu-minggu tidak membuahkan hasil.
Sebagian besar kalazion berhubungan dengan kalazion lain yang berlokasi di bagian yang lebih dalam dari palpebra. Isi dari kalazion marginalis murni akan menyatu bila 2 buah kapas didorong ke arah tepi palpebra dari kedua sisinya. Jika isi kalazion tidak daapt dikeluarkan, lakukan insisi distal kalazion dan isinya dikerok.
Penatalaksanaan dari kalazion terinfeksi (misalnya hordeolum interna) meliputi pemanasan, serta antibiotik topikal dan atau sistemik. Pada beberapa kasus mungkin diperlukan insisi dan drainase. Yang dikeluarkan hanyalah pus, kuretase atau kerokan yang berlebihan dapat memperluas infeksi dengan rusaknya jaringan. Steriod topikal diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi peradangan kronis yang dapat menimbulkan sikatrik.
Perawatan Pembedahan
Drainase dilakukan melalui tindakan insisi dan kuretase transkonjungtival. Sebelumnya diberikan anestesi lokal infiltrasi, atau dapat juga dengan menggunakan anestesi topikal berbentuk krim untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien anak-anak.
Gunakan klem kalazion untuk membalikkan kelopak mata dan untuk mengontrol perdarahan. Lakukan insisi vertikal dengan pisau tajam, tidak kurang dari 2-3 mm dari tepi palpebra. Hindari perforasi pada kulit. Kerok isi kalazion, termasuk batas kantongnya. Lakukan penekanan selama beberapa menit untuk menghentikan perdarahan. Balut luka selama beberapa jam.
Jika sebelumnya pernah dilakukan drainase eksternal, maka dianjurkan pendekatan eksternal. Buat insisi horisontal, sedikitnya 3 mm dari tepi palpebra pada daerah lesi. Jangan sampai melukai jarinagn yang sehat. Setelah perdarahan berhenti, lakukan penjahitan yang sesuai. Penyatuan yang baik antara kulit dan konjungtiva memerlukan perencanaan yang baik mengenai lokasi sayatan guna mencegah pembentukan fistula. Kauterisasi dengan fenol atau asam trikloroasetat setelah insisi dan drainase dapat mencegah terjadinya kembali kalazion.
Kalazion yang besar, atau yang dibiarkan berlangsung lama, serta kalazion yang mengalami fibrosisi luas mungkin membutuhkan eksisi yang lebih besar, termasuk pengangkatan sebagian lempeng tarsal. Kalazion multipel harus disayat dengan hati-hati agar tidak terjadi deformitas luas pada palpebra, sehingga memungkinkan lempeng tarsal sembuh tanpa meninggalkan celah.
Suntikan kortikosteroid lokal intralesi (0,5-2 mL triamsinolon asetonid 5 mg/mL) daapt diberikan dan diulang dalam 2-7 hari.
Aktivitas
Kebiasaan sehari-hari seperti tidur cukup, pajanan sinar matahari tidak terlalu sering, olah raga, dan udara segar mungkin dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kebersihan kulit dan kelenjar-kelenjar yang terdaapt pada palpebra. Stress sering dikaitkan dengan kejadian kalazion berulang, meskipun peranannya sebagai penyebab belum dapat dibuktikan ( Medzone, 2008, ¶ 12, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).
Medikamentosa
Terapi dengan pengobatan jarang diperlukan, kecuali pada rosasea, mungkin dapat diberikan tertrasiklin dosis rendah selama enam bulan. Dosisnya adalah Doksisiklin tablet 100 mg/minggu selama 6 bulan mungkin dapat menimbulkan perubahan biokimiawi, yaitu pembentukan asam lemak rantai pendek yang dibandingkan dengan produksi asam lemak rantai panjang lebih jarang menimbulkan sumbatan pada mulut kelenjar. Meskipun nampak bernanah, antibiotik topikal tidak berguna pada kondisi ini, karena kalazion tidak infeksius. Tetrasiklin sistemik dapat berguna. Namun pemberian tetes mata lokal malah akan dapat menyebabkan dermatitis kontak daripada membantu. Steroid topikal daapt sangat membantu untuk mengurangi peradangan dan mengurangi edema, membantu proses drainase ( Medzone, 2008, ¶ 15, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).


Obat-obatan
Antibiotik, tidak memiliki indikasi untuk pengobatan infeksinya. Efek yang signifikan dapat diperoleh dengan pemberian jangka panjang tetrasiklin dosis rendah.
Kortikosteroid, memiliki sifat anti inflamasi namun dapat menyebabkan efek metabolik ( Medzone, 2008, ¶ 16, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).
Komplikasi
Drainase marginal kalazion dapat menyebabkan terbentuknya tonjolan, trikiasis, dan hilangnya bulu mata. Diperlukan biopsi untuk menyingkirkan adalnya kalazion yang rekuren/berulang. Ingatkan petugas patologi anatomi untuk memperhatikan adanya tanda-tanda karsinoma sel sebasea. Pada penderita kalazion dapat terjadi astigmatisma jika massa palpebra mencapai bagian kornea. Kalazion yang didrainase secar tidak sempurna dapat megakibatkan timbulnya massa besar terdiri dari jaringan granuloma yang jatuh ke konjungtiva atau kulit ( Medzone, 2008, ¶ 17, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).

Prognosis
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut intermiten ( Medzone, 2008, ¶ 18, http://medispot.blogspot.com, diperoleh tanggal 07-03-2010).






PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit Kalazion dan implikasi keperawatan

Sekret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar